Kurasa
kita semua tahu hari apa 14 Februari itu. Hanya sedikit—kalaupun ada—kalangan yang
tidak mengerti hari apa hari itu. Yup, hari kasih sayang terkenal sedunia, St.
Valentine’s day. Kultwit ini membahas tentang ‘dark past’-nya St. Valentine’s
day, yang pastinya belum diketahui begitu banyak orang.
Sebenarnya,
apa St. Valentine’s Day itu? Katanya sih, hari kasih sayang. Tapi, ‘masa, hari
kasih sayang dibatasi sehari itu aja? Terus hari lainnya (surprise, setahun kan, 365 hari!) hari apa dong?
Katanya,
cuma hari buat merayakan sayang-sayangan aja. Katanya sih, “Kan, juga cuma mainan. Nggak ada salahnya ngerayain. Habis, nanti
dikiranya ketinggalan jaman.” Wih, banyak deh alasannya. Padahal nih,
faktanya, tingkat penjualan kondom dan penyewaan hotel hari itu... meningkat
drastis! Bahkan hingga 500% lebih banyak daripada tingkat penjualan biasanya (berita ini-pun baru di Pontianak! Di Jogja apalagi?).
Hari
yang katanya “nggak ada salahnya
ngerayain” dan “super harmless” ini
ternyata hari maksiat, ya! Surprised
already?
Nggak
ada salahnya sayang sama orang. Tapi, sayang sama orang kan, nggak usah di
lihat-lihatin di hari itu aja. Masa’ mau sayang Ibu cuma pas Hari Ibu? Nggak
juga, kali!
Mumpung
sampai sini, kukasih tahu nih:
Women are judged with their past in mind, and, on the contrary, men are judged by their future.
If women easily gave away their pride,
what would they have left?
Perempuan
itu yang dinilai dari masa lalunya. Perempuan yang sudah terkenal ‘gampangan’,
pasti dinilai buruk—bahkan lebih buruk dari sampah—oleh masyarakat. Sedangkan,
laki-laki... yah, asalkan kaya juga pasti nanti ada yang mau, nggak peduli masa
lalunya seperti apa.
Harga
diri perempuan itu sesuatu yang nggak bisa ditukar dengan apapun. Masa’, belum
nikah sudah mau memperlihatkan aurat?
Sebenarnya
aku nggak suka kalau perempuan dipanggil ‘sekenan’, karena perempuan bukan
barang. Tapi pastinya, kalau kau sudah berani membuang what little pride yang masih tersisa (setelah berpacaran) hanya
untuk kesenangan sesaat semata, masa depanmu bagaimana? Apa yang bisa kau
berikan kepada suami-mu nanti?
Sebagai
perempuan, aku, jujur saja, benci terhadap
perempuan yang dengan mudahnya berteriak-teriak, menjerit-jerit di tempat umum,
hanya untuk mencari perhatian. Apalagi yang dengan oke-nya disentuh-sentuh oleh
lawan jenisnya. Melihatnya saja sudah mual; sebenarnya apa yang bisa didapat?
Jadi terkenal?
Kau
tahu, laki-laki itu, meskipun luarnya shallow,
mereka juga pakai otak kalau mau mendapat yang diinginkan. Mungkin luarnya
terlihat ter-wow oleh cewek-cewek yang dengan mudahnya membuka aurat, tapi
dibelakang, mereka mengejek-ejek bagaikan mereka orang paling suci sedunia,
yang paling berhak men-judge orang
lain. Surprise guys, you’re no better!
Kurasa
sampai sini dulu (^q^) I’ll start raging
otherwise.