Halaman

Sabtu, 28 September 2013

Your Opinion Matters! | Sometimes, teachers needs to hear our voices, too.

Guru mengemukakan opini, siswa mengangguk. Inilah common occurence di sekolah, baik jenjang SD, SMP, SMA, bahkan terkadang hingga kuliah. Apa yang dikatakan sang Guru maupun dosen dicerna mentah-mentah, tanpa di proses benar-salahnya dengan logika ataupun hati.

Guru mengangguk saat siswa memberikan opini; sesuatu yang sangat jarang. Paling tidak, itulah yang kusimpulkan dari observasiku semenjak naik ke bangku SMP.

Setiap siswa, baik yang muda maupun yang tua, memiliki opini yang berbeda-beda. Yang muda mungkin masih mendapat influence dari orang-orang dewasa, sedangkan yang cukup tua dapat membangun opini sendiri--tapi, tak menutup kemungkinan ada pula yang membiarkan mass media menyetir dan meng-influence segala opini mereka terhadap sesuatu.

Semua orang bebas memiliki opini seperti apapun. Di negara demokratis seperti Indonesia ini, seharusnya siapapun boleh berdiskusi dan mengemukakan pendapat.

Tapi, yang kulihat, di beberapa kasus, yaitu guru-guru menutup kemungkinan siswa untuk beropini.

Memberikan contoh real, kebanyakan guru malah tak menganggap apapun yang dikatakan siswa-siswi puberty penting dan worth untuk didengarkan.

"Paling cuma passing mood saja. Nanti juga berubah lagi. Biasalah, anak-anak labil bin ambigu ABG."

Sesungguhnya ini sangat disayangkan. Sebagai siswa, yang mungkin mengalami berbagai macam event, melihat bagaimana kelakuan remaja zaman sekarang, dan bahkan mungkin ter-bully, tentu mereka punya banyak, banyak sekali hal yang ingin mereka sampaikan.

Beberapa mungkin bisa menuangkannya ke kertas atau social media. Bagaimana dengan yang lebih comfortable berbicara ke orang lain? Yang tidak pede dengan tulisannya?

Kurasa disinilah peran guru. Orangtua memang tempat kita dapat menuangkan apapun, tapi bagaimana jika orangtua itulah permasalahan sang siswa?

Ada beribu-ribu siswa yang ingin opini-opini dan cerita-cerita mereka didengarkan.

Teachers, please hear our calls. Not all of us talks about 'galau pacar' everday.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar